BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Studi Kelayakan Bisnis
Studi
Kelayakan Bisnis adalah ” Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”. Ukuran kelayakan
masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa dan usaha
non jasa seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan atau usaha
peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi aspek-aspek yang digunakan untuk
menyatakan layak atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya berbeda. Penilaian
masing-masing aspek nantinya harus dinilai secara keseluruhan bukan berdiri
sendiri-sendiri. (
Kasmir dan Jakfar, 2003 : 7 )
Sedangkan yang dimaksud studi
kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek
dilaksanakan dengan berhasil (biasanya proyek investasi). (Suad Husnan dan
Suwarsono 1994 : 4)
Studi
Kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi baik pada suatu proyek
maupun bisnis yang sedang berjalan. Studi kelayakan yang dilakukan untuk
menilai kelayakan sebuah proyek yang
akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi
kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan bisnis.
Maksud layak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa proyek yang
akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah
dioperasionalkan. Menurut Ahmad Subagyo ”Studi Kelayakan adalah penelitian yang
mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut
untuk dilaksanakan”.
2.2
Tujuan dan manfaat dilakukan studi kelayakan
2.2.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari
keterlanjuran melakukan penanaman modal terlalu besar untuk kegiatan yang
ternyata tidak menguntungkan. (Suad Husnan dan Suwarsono, 1994 : 7)
Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar ada lima tujuan
mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan yaitu :
1) Menghindari
resiko kerugian
Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh
dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan
resiko baik yang dapat dikendalikan
maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2) Memudahkan
Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan,
kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar
keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan.
3) Memudahkan
Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan
pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.
4) Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan
untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
5) Memudahkan Pengendalian
Jika
dapat diawasi maka jika terjadi penyimpanganakan muidah terdeteksi, sehingga
mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.
2.2.2 Manfaat
Studi kelayakan Bisnis
Manfaat
Studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak yang berkepentingan atas studi
kelayakan itu sendiri:
2.2.2.1
Pihak Pertama (bagi analisis)
1)
Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang
sistematis (runtut) dalam menghadapi suatu masalah (problem) dan mencari
jawabannya.(solusi)
2)
Menerapakan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari
sebelumnya dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam penghitungan/pengukuran,
penilaian dan pengambilan keputusan.
3)
Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu
objek bisnis secara komprehensif sehingga penyusunannya akan mendapatkan
pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga.
2.2.2.2Pihak
kedua (bagi masyarakat)
1) Calon Investor
Dalam
menilai SKB, calon Investor lebih terkonsentrasi pada aspek ekonomis dan
keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat pengembalian
modal (IRR), payback period, aliran kas dan tentunya proyeksi laba-rugi.
Disini mereka juga dapat memperhitungkan return dan resiko yang mungkin
dihadapi.
2) Mitra penyerta modal
Calon
Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal baik perseorangan maupun
perusahaan. Hasil studi kelayakan ini akan membantu calon investor dalam
meyakinkan mitranya.
3) Perbankan
Dalam
proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan rekomendasi yang menyatakan
bahwa proyek tersebut layak, maka diperlukan SKB
4) Pemerintah
Penilaian
Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah biasanya yang menyangkut pada aspek
legalitas dan perizinan.(izin prinsip dan izin operasional proyek).
5) Manajemen Perusahaan
SKB
untuk pengembangan bisnis baru akan berhububngan dengan pihak menajemen
terutama direksi.
6) Masyarakat
Acuan
penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis biasanya yang menyangkut
AMDAL (dampak lingkungan). Dan AMDAL ini biasanya untuk proyek-proyek besar.
2.3
Tahap-tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis
Menurut (Husein Umar, 2005 : 21),
dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, ada beberapa tahapan studi yang
hendaknya dikerjakan, yaitu :
1) Penemuan
Ide
Penelitian jenis produk dapat
dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pasar yang belum dipenuhi, memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk
tersebut belum ada, dan untuk mengganti produk yang sudah ada dengan produk
lain yang mempunyai nilai lebih.
2) Tahap
Penelitian
Dimulai dengan mengumpulkan data,
lalu mengolah data berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang
sesuai, serta menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian
yang nantinya akan dikaji kembali melalui aspek-aspeknya secara cukup luas dan
mendalam untuk mendapatkan masukan untuk mengevaluasi ide-ide yang didapat.
3) Tahap Evaluasi
Evaluasi berarti membandingkan
sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau
kriteria ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hal yang
dibandingkan dalam evalusi bisnis adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan
oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang diprakirakan akan diperoleh.
4) Tahap
Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu
usulan rencana bisnis yang dianggap layak dan terdapat
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan semua
rencana bisnis tersebut, misalnya keterbatasan dana, maka perlu dilakukan
pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling penting direalisasikan. Sudah
tentu yang diprioritaskan adalah rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi
jika dibandingkan dengan usulan yang lain berdasarkan kriteria-kriteria
penilaian yang telah ditentukan.
5) Tahap Rencana Pelaksanaan
Menentukan jenis pekerjaan, waktu
yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga
pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan
lain-lain.
6) Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini membutuhkan
manajemen proyek. Jika proyek selesai dikerjakan, tahap berikutnya adalah
melaksanakan operasional bisnis secara rutin.
Tahapan dalam studi kelayakan
dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan studi kelayakan dan keakuratan dalam penelitian.
Adapun tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan yang umum dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Pengumpulan
data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai
sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari lembaga-lembaga yang memang
berwenang untuk mengeluarkannya, seperti Biro Pusat Statistik atau BPS, Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar modal (Bapepam), Bank
Indonesia (BI), Departemen Teknis atau lembaga- lembaga penelitian baik milik
pemerintah maupun swasta. Pengumpulan data ini dapat dari data primer maupun
data sekunder dengan berbagai metode.
2) Melakukan pengolahan data
Pengolahan data dilakukan secara
benar dan akurat untuk masing-masing aspek yang ada dengan metode-metode dan
ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis.
3) Analisis
data
Analisis data dilakukan untuk
menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek yang telah diteliti.
4) Mengambil
keputusan
Mengambil keputusan sesuai dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukuran
yang telah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya.
5) Memberikan
rekomendasi
Dalam memberikan rekomendasi
diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu jika memang masih
dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan
lainnya.
2.4
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Secara umum aspek-aspek yang akan
dikaji dalam studi kelayakan meliputi : aspek hukum, sosial-ekonomi dan budaya,
aspekpasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan
aspek keuangan. (Suratman, 2000 : 6)
Secara umum prioritas aspek-aspek
yang perlu dilakukan studi kelayakan adalah aspek hukum, aspek pasar dan
pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis / operasi, aspek manajemen /
organisasi, aspek ekonomi sosial, aspek dampak lingkungan. (Kasmir dan Jakfar,
2008 : 15)
2.4.1
Aspek Hukum
Aspek ini membahas tentang
masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan
usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat
penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila
dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat
diperoleh dari pihak- pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen
tersebut.
2.4.2
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran menilai
seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan dan seberapa
besar market share yang dikuasai oleh para pesaing saat ini. Kemudian bagaimana
strategi pemasaran yang akan dijalankan, untuk menangkap peluang pasar yang
ada. Dalam hal ini untuk menentukan besarnya pasar nyata dan potensi pasar yang
ada maka perlu dilakukan riset pasar, baik dengan terjun langsung kelapangan
maupun dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Pada aspek pasar,
biasanya hal-hal yang harus diperhitungkan seperti permintaan dan penawaran
yang bagaimana yang diinginkan masyarakat dengan mengukur permintaan pasar saat
ini dan meramalkan permintaan mendatang, harga yang diinginkan, serta perkiraan
penjualan yang bisa dicapai. Sedangkan pada aspek pemasaran hal-hal yang harus diperhitungkan
adalah segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran dan posisi pasar, serta menganalisis
persaingan seperti mengidentifikasi pesaing, menentukan sasaran pesaing,
mengidentifikasi strategi pesaing, menilai kekuatan dan kelemahan pesaing.
Kemudian, setelah diketahui pasar nyata dan potensi pasar yang ada barulah
disusun strategi pemasarannya. Secara khusus dalam aspek pasar dan pemasaran
bahwa tujuan perusahaan untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat
dikategorikan sebagai berikut:(1). Untuk meningkatkan penjualan dan laba;(2).
Untuk menguasai pasar;(3). Untuk mengurangi saingan;(4). Untuk menaikan
prestise produk tertentu dipasaran;(5). Untuk memenuhi pihak-pihak tertentu.
2.4.3
Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek
yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama
pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap
justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari setiap aspek
ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan,
sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti
kelayakannya. Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya
apa saja yang dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal
kerja. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika
proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa lama investasi yang
ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut
dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan
formula penilaian investasi sangat menguntungkan. Metode penilaian yang
digunakan nantinya adalah dengan Payback Period, Net Present Value, Internal
Rate of Return, dan Profitability Indeks.
2.4.4
Aspek Teknis / Operasi
Dalam aspek ini yang akan
diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau
gudang. Kemudian penentuan layout (tata letak) gedung, mesin, dan peralatan
serta layout ruangan sampai kepada usaha perluasan selanjutnya. Penelitian
mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat dengan
pasar, dekat dengan bahan baku, dengan tenaga kerja, dengan pemerintahan, lembaga keuangan,
pelabuhan, atau pertimbangan lainnya. Kemudian mengenai penggunaan teknologi
apakah padat karya atau padat modal. Artinya jika menggunakan padat karya, maka akan memberikan kesempatan kerja, namun
jika padat modal justru sebaliknya.
2.4.5
Aspek Manajemen
Konsep pelaksanaan, dasar dan
manajemen adalah suatu perencanaan, yang pengorganisasian, bertujuan untuk
pengendalian aktivitas mengalokasikan sumberdaya sehingga mempunyai nilai
tambah. Dalam kaitannya dengan rencana pendirian sebuah proyek, aspek manajemen
perlu dikaji agar proyek yang akan didirikan dan dioperasikan nantinya dapat
berjalan secara lancar. Aspek manajemen yang dikaji mencakup manajemen dalam
pembangunan fisik proyek dan manajemen saat proyek nantinya dioperasikan.
Pengkajian aspek manajemen dalam pembangunan fisik proyek biasanya ditujukan
untuk kategori proyek baru, seperti mendirikan pabrik baru membuka cabang baru
dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kategori pengembangan proyek investasi
seperti menambah mesin tentunya aspek tersebut tidak perlu dikaji. Namun hal
yang tidak kalah penting dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan
struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila
dijalankan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi penyimpangan.
Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan
bentuk dan tujuan usahanya. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu
dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian
pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara benar. Adapun fungsi-fungsi
manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Perencanaan ( Planning )
Perencanaan adalah proses
menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa
yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa
hal tersebut dilaksanakan.
2) Pengorganisasian ( Organizing )
Pengorganisasian adalah proses
mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit.
Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan
tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya
masing-masing.
3) Pelaksanaan ( Actuating )
Menggerakkan atau melaksanakan
adalah proses untuk menjalankan kegiatan / pekerjaan dalam organisasi. Dalam
menjalankan organisasi para pimpinan / manajer harus menggerakkan bawahannya (
para karyawan ) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara
memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.
4) Pengawasan ( Controlling )
Pengawasan adalah proses untuk
mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika
dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.
2.4.6
Aspek Ekonomi dan Sosial
Penelitian dalam aspek ekonomi
adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek
tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas
serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dalam aspek
ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih
ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada umumnya. Bagi
masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan
peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak
positif yang diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa
pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Lebih dari itu
yang terpenting adalah ada yang mengelola dan mengatur sumber daya alam yang belum
terjamah. Sebaliknya, dampak negatif pun tidak akan terlepas dari aspek ekonomi,
misalnya eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari
luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya. Dampak
positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik,
dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negative dari aspek sosial
adanya perubahan demografi disuatu wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan
masyarakat. Dampak negatif dalam aspek dalam aspek. sosial termasuk terjadinya
perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
Jadi, dalam aspek ekonomi dan
sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan
memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau
sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu
dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas
apabila salah dalam melakukan penilaian. Diharapkan dari aspek ekonomi dan
sosial, yang akan dijalankan akan memberikan dampak yang positif lebih banyak.
Artinya, dengan berdirinya usaha atau proyek secara ekonomi dan sosial lebih
banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya.
2.4.7
Aspek Dampak Lingkungan
Merupakan analisis yang paling
dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan sangat
besar dampaknya terhadap lingkungan disekitarnya, baik terhadap darat, air dan
udara, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang,
dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya.
2.5
Pengertian Investasi
Investasi atau penanaman modal di
dalam perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang
diharapkan akan memberikan imbalan (pengembalian) yang menguntungkan dimasa
yang akan datang. (Suratman, 2000 : 6). Investasi dapat pula diartikan
penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang
dalam berbagai bidang usaha”. Dalam praktiknya, investasi terbagi menjadi 2
macam, yaitu: (1) Investasi nyata (real investment), Investasi nyata merupakan
investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan,
peralatan atau mesin-mesin;(2). Investasi finansial (financial investment), Investasi
finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau
obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. (Kasmir dan
Jakfar, 2008 : 4)
2.6
Pengertian Aliran Kas (Cash Flow)
Arus kas adalah jumlah uang yang
masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai
dengan berakhirnya investasi tersebut. Cash flow menggambarkan berapa uang yang
masuk (cash in) keperusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga
menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan. Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya
yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa,
sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan
datang. Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan
yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam
suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang
dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir
yang diterima perusahaan. (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 92)
2.7 Kajian Penelitian Sejenis
Dalam penyelesaian penulisan
ilmiah ini penulis mengambil contoh kajian penulisan ilmiah yang sejenis dan
memiliki variabel yang hampir sama, sebagai bahan acuan serta pembelajaran
dalam menyusun penulisan ilmiah.
Berikut adalah beberapa penulisan
ilmiah terdahulu yang penulis kaji selama pembuatan penulisan ilmiah ini :
Studi Kelayakan
Pengembangan Usaha Wartel Menteng Sukabumi, oleh Insani Ilmiyati, 11203125, Manajemen. Objek
penelitian yang dilakukan adalah usaha Wartel Menteng Sukabumi. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aspek kelayakan dari
segi pasar dan segi operasional pada Wartel Menteng Sukabumi (2) Untuk
mengetahui lamanya tingkat pengembalian investasi pada Wartel Menteng Sukabumi
(3) Untuk mengetahui investasi pada Wartel Menteng Sukabumi layak untuk
dijalankan atau tidak.
Dari penelitian
yang dilakukan diperoleh :
1)
Dengan
metode Payback Period, diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk menutup
pengeluaran investasi selama 1 bulan, 18 hari, yang berarti lebih pendek dari
waktu yang diisyaratkan pemilik wartel yaitu selama 5 tahun.
2)
Dengan
metode Net Present Value diperoleh selisih antara nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih sebesar Rp. 28.824.441,-
.
3)
Profitability
Index, diperoleh tingkat profitabilitas sebesar 6,76 yang melebihi dari 1.
4)
Dan
dengan metode Internal Rate of Return, diperoleh tingkat bunga 106,98 %.
Kesimpulannya: Hasil perhitungan
dari keempat metode tersebut menyatakan bahwa investasi pada usaha Wartel
Menteng Sukabumi layak dan dapat diterima.
Analisa Investasi Usaha Wartel
Rania, oleh
Muzdalifah, 10203739, manajemen. Objek penelitian yang dilakukan adalah usaha
wartel “Wartel Rania” yang beralamat di Jl. Raden Saleh II Jakarta Pusat.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1)
Mengetahui usulan investasi usaha pada Wartel Rania apakah diterima atau
ditolak, (2) Mengetahui besarnya Payback Period, Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), dan Profitabilitas Indeks (PI).
Dari
penelitian yang dilakukan diperoleh :
1) Metode Payback Period diperoleh waktu
9 bulan 6 hari
2) Metode NPV diperoleh nilai positif
sebesar Rp5.365.030
3) IRR sebesar 30,21 %
4) Profitabilitas Indeks sebesar 1,3
Kesimpulannya : Dari perhitungan
empat metode tersebut maka usul perluasan investasi tersebut dapat diterima
atau dapat dilaksanakan.
2.8
Metode Penilaian Investasi
Untuk menilai atau menganalisa
feasible tidaknya suatu usulan investasi maka metode yang digunakan dalam
penilaian investasi adalah sebagai berikut :
2.8.1
Metode Payback Period
Payback period adalah jumlah
tahun yang dibutuhkan agar pengembalian-pengembalian yang diterima menyamai
jumlah yang diinvestasikan. Sedangkan menurut Artur J. Keown “Payback period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan procceds atau aktiva kas (net cash flow)”. Dengan
demikian Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang
diperlukan akan dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh
seluruhnya.
Nilai Investasi
Payback
Period = x
1 Tahun
Proceed
Dengan kriteria penilaian pada
metode Payback period ini adalah :
• Jika Payback period < waktu
maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat diterima
• Jika Payback period > waktu
maksimum, maka usulan proyek tersebut ditolak
2.8.2
Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value adalah
selisih antara jumlah present value dari cash flow yang direncanakan diterima
dalam beberapa waktu mendatang dengan jumlah present value dari investasi.
Secara sistematis, NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
NPV
= PV.Proceed - PV.Outlays
Dimana :
PV.Proceed : Nilai sekarang dari
proceed tingkat bunga yang digunakan dikalikan dengan proceed tahunan.
PV.Outlays : Total semua
pengeluaran modal.
Adapun kriteria diterima atau
tidaknya suatu investasi dengan
menggunakan NPV adalah :
• Jika NPV > 0, maka investasi
diterima.
• Jika NPV < 0, maka investasi
ditolak.
2.8.3
Metode Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return merupakan
metode penilaian usulan investasi yang menggunakan “discount cash flows”. IRR
adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future Proceeds) sama dengan jumlah
nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital Outlays). Pada dasarnya IRR
harus dicari dengan cara “trial and error” dengan metode coba-coba. Rumusan
dari Internal Rate of Return adalah sebagai berikut :
NPV
IRR
= Df 1 + (
Df2 – Df 1 )
NPV 1 – NPV 2
Metode ini diterapkan dengan
prosedur :
1. Mencari nilai bersih dari
investasi.
2. Apabila nilai sekarang bersih
positif, maka tingkat hasil dinaikkan sampai menunjukkan nilai sekarang bersih
negatif. Atau sebaliknya apabila nilai sekarang negatif, maka dicari tingkat
hasil sampai nilai sekarang bersih positif.
Kriteria penilaian IRR adalah :
• Jika IRR > suku bunga yang
telah ditetapkan, maka investasi diterima.
• Jika IRR < suku bunga yang
telah ditetapkan, maka investasi ditolak.
2.8.4
Metode Profitability Index (PI)
Profitability Index membagi
antara nilai sekarang arus kas masuk yang akan diterima di waktu yang akan
datang dengan arus kas keluar.
PV PROCEED
PI
=
PV OUTLAYS
Dimana kriteria dalam perhitungan
metode Profitability Index adalah
sebagai berikut :
• Jika PI > 1, Investasi
diterima.
• Jika PI < 1, Investasi
ditolak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar