Kamis, 20 Desember 2012

PI Indra Rezkyana BAB II



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis adalah ” Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”. Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa dan usaha non jasa seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan atau usaha peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya berbeda. Penilaian masing-masing aspek nantinya harus dinilai secara keseluruhan bukan berdiri sendiri-sendiri. ( Kasmir dan Jakfar, 2003 : 7 )
Sedangkan yang dimaksud studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil (biasanya proyek investasi). (Suad Husnan dan Suwarsono 1994 : 4)
Studi Kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi baik pada suatu proyek maupun bisnis yang sedang berjalan. Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan sebuah proyek yang akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan bisnis. Maksud layak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa proyek yang akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Menurut Ahmad Subagyo ”Studi Kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan”.
2.2 Tujuan dan manfaat dilakukan studi kelayakan
2.2.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran melakukan penanaman modal terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. (Suad Husnan dan Suwarsono, 1994 : 7)
Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan yaitu :


1)      Menghindari resiko kerugian
Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan resiko  baik yang dapat dikendalikan maupun  yang tidak dapat dikendalikan.
2)      Memudahkan Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.
3)      Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.
4)       Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
5)       Memudahkan Pengendalian
Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpanganakan muidah terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.
2.2.2 Manfaat  Studi kelayakan Bisnis
Manfaat Studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak yang berkepentingan atas studi kelayakan itu sendiri:
2.2.2.1 Pihak Pertama (bagi analisis)
1)      Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang sistematis (runtut) dalam menghadapi suatu masalah (problem) dan mencari jawabannya.(solusi)
2)      Menerapakan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam penghitungan/pengukuran, penilaian dan pengambilan keputusan.
3)      Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek bisnis secara komprehensif sehingga penyusunannya akan mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga.


2.2.2.2Pihak kedua (bagi masyarakat)
1)   Calon Investor
Dalam menilai SKB, calon Investor lebih terkonsentrasi pada aspek ekonomis dan keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat pengembalian modal (IRR), payback period, aliran kas dan tentunya proyeksi laba-rugi. Disini mereka juga dapat memperhitungkan return dan resiko yang mungkin dihadapi.
2)   Mitra penyerta modal
Calon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal baik perseorangan maupun perusahaan. Hasil studi kelayakan ini akan membantu calon investor dalam meyakinkan mitranya.
3)      Perbankan
Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan rekomendasi yang menyatakan bahwa proyek tersebut layak, maka diperlukan SKB
4)      Pemerintah
Penilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah biasanya yang menyangkut pada aspek legalitas dan perizinan.(izin prinsip dan izin operasional proyek).
5)       Manajemen Perusahaan
SKB untuk pengembangan bisnis baru akan berhububngan dengan pihak menajemen terutama direksi.
6)      Masyarakat
Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis biasanya yang menyangkut AMDAL (dampak lingkungan). Dan AMDAL ini biasanya untuk proyek-proyek besar.
2.3 Tahap-tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis
Menurut (Husein Umar, 2005 : 21), dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, ada beberapa tahapan studi yang hendaknya dikerjakan, yaitu :


1)      Penemuan Ide
Penelitian jenis produk dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang belum dipenuhi, memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk tersebut belum ada, dan untuk mengganti produk yang sudah ada dengan produk lain yang mempunyai nilai lebih.
2)      Tahap Penelitian
Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai, serta menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian yang nantinya akan dikaji kembali melalui aspek-aspeknya secara cukup luas dan mendalam untuk mendapatkan masukan untuk mengevaluasi ide-ide yang didapat.
3)       Tahap Evaluasi
Evaluasi berarti membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hal yang dibandingkan dalam evalusi bisnis adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang diprakirakan akan diperoleh.
4)      Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak dan terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan semua rencana bisnis tersebut, misalnya keterbatasan dana, maka perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling penting direalisasikan. Sudah tentu yang diprioritaskan adalah rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika dibandingkan dengan usulan yang lain berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5)       Tahap Rencana Pelaksanaan
Menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain.
6)       Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini membutuhkan manajemen proyek. Jika proyek selesai dikerjakan, tahap berikutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin.
Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan studi kelayakan dan keakuratan dalam penelitian. Adapun tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari lembaga-lembaga yang memang berwenang untuk mengeluarkannya, seperti Biro Pusat Statistik atau BPS, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar modal (Bapepam), Bank Indonesia (BI), Departemen Teknis atau lembaga- lembaga penelitian baik milik pemerintah maupun swasta. Pengumpulan data ini dapat dari data primer maupun data sekunder dengan berbagai metode.
2)       Melakukan pengolahan data
Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat untuk masing-masing aspek yang ada dengan metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis.
3)      Analisis data
Analisis data dilakukan untuk menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek yang telah diteliti.
4)      Mengambil keputusan
Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya.
5)      Memberikan rekomendasi
Dalam memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu jika memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan lainnya.
2.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Secara umum aspek-aspek yang akan dikaji dalam studi kelayakan meliputi : aspek hukum, sosial-ekonomi dan budaya, aspekpasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek keuangan. (Suratman, 2000 : 6)
Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan adalah aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis / operasi, aspek manajemen / organisasi, aspek ekonomi sosial, aspek dampak lingkungan. (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 15)
2.4.1 Aspek Hukum
Aspek ini membahas tentang masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak- pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.
2.4.2 Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran menilai seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para pesaing saat ini. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan, untuk menangkap peluang pasar yang ada. Dalam hal ini untuk menentukan besarnya pasar nyata dan potensi pasar yang ada maka perlu dilakukan riset pasar, baik dengan terjun langsung kelapangan maupun dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Pada aspek pasar, biasanya hal-hal yang harus diperhitungkan seperti permintaan dan penawaran yang bagaimana yang diinginkan masyarakat dengan mengukur permintaan pasar saat ini dan meramalkan permintaan mendatang, harga yang diinginkan, serta perkiraan penjualan yang bisa dicapai. Sedangkan pada aspek pemasaran hal-hal yang harus diperhitungkan adalah segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran dan posisi pasar, serta menganalisis persaingan seperti mengidentifikasi pesaing, menentukan sasaran pesaing, mengidentifikasi strategi pesaing, menilai kekuatan dan kelemahan pesaing. Kemudian, setelah diketahui pasar nyata dan potensi pasar yang ada barulah disusun strategi pemasarannya. Secara khusus dalam aspek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahaan untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat dikategorikan sebagai berikut:(1). Untuk meningkatkan penjualan dan laba;(2). Untuk menguasai pasar;(3). Untuk mengurangi saingan;(4). Untuk menaikan prestise produk tertentu dipasaran;(5). Untuk memenuhi pihak-pihak tertentu.
2.4.3 Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari setiap aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan. Metode penilaian yang digunakan nantinya adalah dengan Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Indeks.
2.4.4 Aspek Teknis / Operasi
Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang. Kemudian penentuan layout (tata letak) gedung, mesin, dan peralatan serta layout ruangan sampai kepada usaha perluasan selanjutnya. Penelitian mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku, dengan tenaga kerja,  dengan pemerintahan, lembaga keuangan, pelabuhan, atau pertimbangan lainnya. Kemudian mengenai penggunaan teknologi apakah padat karya atau padat modal. Artinya jika menggunakan padat karya,  maka akan memberikan kesempatan kerja, namun jika padat modal justru sebaliknya.
2.4.5 Aspek Manajemen
Konsep pelaksanaan, dasar dan manajemen adalah suatu perencanaan, yang pengorganisasian, bertujuan untuk pengendalian aktivitas mengalokasikan sumberdaya sehingga mempunyai nilai tambah. Dalam kaitannya dengan rencana pendirian sebuah proyek, aspek manajemen perlu dikaji agar proyek yang akan didirikan dan dioperasikan nantinya dapat berjalan secara lancar. Aspek manajemen yang dikaji mencakup manajemen dalam pembangunan fisik proyek dan manajemen saat proyek nantinya dioperasikan. Pengkajian aspek manajemen dalam pembangunan fisik proyek biasanya ditujukan untuk kategori proyek baru, seperti mendirikan pabrik baru membuka cabang baru dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kategori pengembangan proyek investasi seperti menambah mesin tentunya aspek tersebut tidak perlu dikaji. Namun hal yang tidak kalah penting dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara benar. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1)       Perencanaan ( Planning )
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.
2)       Pengorganisasian ( Organizing )
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.
3)       Pelaksanaan ( Actuating )
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan / pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan / manajer harus menggerakkan bawahannya ( para karyawan ) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.
4)       Pengawasan ( Controlling )
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.
2.4.6 Aspek Ekonomi dan Sosial
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada umumnya. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang mengelola dan mengatur sumber daya alam yang belum terjamah. Sebaliknya, dampak negatif pun tidak akan terlepas dari aspek ekonomi, misalnya eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya. Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negative dari aspek sosial adanya perubahan demografi disuatu wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek dalam aspek. sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
Jadi, dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian. Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yang akan dijalankan akan memberikan dampak yang positif lebih banyak. Artinya, dengan berdirinya usaha atau proyek secara ekonomi dan sosial lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya.
2.4.7 Aspek Dampak Lingkungan
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap lingkungan disekitarnya, baik terhadap darat, air dan udara, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya.
2.5 Pengertian Investasi
Investasi atau penanaman modal di dalam perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan (pengembalian) yang menguntungkan dimasa yang akan datang. (Suratman, 2000 : 6). Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha”. Dalam praktiknya, investasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu: (1) Investasi nyata (real investment), Investasi nyata merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin;(2). Investasi finansial (financial investment), Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 4)

2.6 Pengertian Aliran Kas (Cash Flow)
Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) keperusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang. Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan. (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 92)
2.7 Kajian Penelitian Sejenis
Dalam penyelesaian penulisan ilmiah ini penulis mengambil contoh kajian penulisan ilmiah yang sejenis dan memiliki variabel yang hampir sama, sebagai bahan acuan serta pembelajaran dalam menyusun penulisan ilmiah.
Berikut adalah beberapa penulisan ilmiah terdahulu yang penulis kaji selama pembuatan penulisan ilmiah ini :
Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Wartel Menteng Sukabumi, oleh Insani Ilmiyati, 11203125, Manajemen. Objek penelitian yang dilakukan adalah usaha Wartel Menteng Sukabumi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aspek kelayakan dari segi pasar dan segi operasional pada Wartel Menteng Sukabumi (2) Untuk mengetahui lamanya tingkat pengembalian investasi pada Wartel Menteng Sukabumi (3) Untuk mengetahui investasi pada Wartel Menteng Sukabumi layak untuk dijalankan atau tidak.

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh :
1)   Dengan metode Payback Period, diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran investasi selama 1 bulan, 18 hari, yang berarti lebih pendek dari waktu yang diisyaratkan pemilik wartel yaitu selama 5 tahun.
2)   Dengan metode Net Present Value diperoleh selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih sebesar Rp. 28.824.441,- .
3)   Profitability Index, diperoleh tingkat profitabilitas sebesar 6,76 yang melebihi dari 1.
4)   Dan dengan metode Internal Rate of Return, diperoleh tingkat bunga 106,98 %.
Kesimpulannya: Hasil perhitungan dari keempat metode tersebut menyatakan bahwa investasi pada usaha Wartel Menteng Sukabumi layak dan dapat diterima.
Analisa Investasi Usaha Wartel Rania, oleh Muzdalifah, 10203739, manajemen. Objek penelitian yang dilakukan adalah usaha wartel “Wartel Rania” yang beralamat di Jl. Raden Saleh II Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini yaitu:  (1) Mengetahui usulan investasi usaha pada Wartel Rania apakah diterima atau ditolak, (2) Mengetahui besarnya Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitabilitas Indeks (PI).

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh :
1)   Metode Payback Period diperoleh waktu 9 bulan 6 hari
2)   Metode NPV diperoleh nilai positif sebesar Rp5.365.030
3)   IRR sebesar 30,21 %
4)   Profitabilitas Indeks sebesar 1,3

Kesimpulannya : Dari perhitungan empat metode tersebut maka usul perluasan investasi tersebut dapat diterima atau dapat dilaksanakan.
2.8 Metode Penilaian Investasi
Untuk menilai atau menganalisa feasible tidaknya suatu usulan investasi maka metode yang digunakan dalam penilaian investasi adalah sebagai berikut :
2.8.1 Metode Payback Period
Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan agar pengembalian-pengembalian yang diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan. Sedangkan menurut Artur J. Keown “Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procceds atau aktiva kas (net cash flow)”. Dengan demikian Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan akan dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh seluruhnya.
                                            Nilai Investasi
Payback Period =                                           x 1 Tahun
                                                Proceed
Dengan kriteria penilaian pada metode Payback period ini adalah :
• Jika Payback period < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat diterima
• Jika Payback period > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut ditolak

2.8.2 Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value adalah selisih antara jumlah present value dari cash flow yang direncanakan diterima dalam beberapa waktu mendatang dengan jumlah present value dari investasi. Secara sistematis, NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NPV = PV.Proceed - PV.Outlays
Dimana :
PV.Proceed : Nilai sekarang dari proceed tingkat bunga yang digunakan dikalikan dengan proceed tahunan.
PV.Outlays : Total semua pengeluaran modal.
Adapun kriteria diterima atau tidaknya suatu investasi dengan
menggunakan NPV adalah :
• Jika NPV > 0, maka investasi diterima.
• Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.
2.8.3 Metode Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return merupakan metode penilaian usulan investasi yang menggunakan “discount cash flows”. IRR adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future Proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital Outlays). Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial and error” dengan metode coba-coba. Rumusan dari Internal Rate of Return adalah sebagai berikut :
                                         NPV
IRR = Df 1 +                                       ( Df2 – Df 1 )
                               NPV 1 – NPV 2
Metode ini diterapkan dengan prosedur :
1. Mencari nilai bersih dari investasi.
2. Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil dinaikkan sampai menunjukkan nilai sekarang bersih negatif. Atau sebaliknya apabila nilai sekarang negatif, maka dicari tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih positif.
Kriteria penilaian IRR adalah :
• Jika IRR > suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi diterima.
• Jika IRR < suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak.

2.8.4 Metode Profitability Index (PI)
Profitability Index membagi antara nilai sekarang arus kas masuk yang akan diterima di waktu yang akan datang dengan arus kas keluar.
               PV PROCEED
PI =
                              PV OUTLAYS
Dimana kriteria dalam perhitungan metode Profitability Index adalah
sebagai berikut :
• Jika PI > 1, Investasi diterima.
• Jika PI < 1, Investasi ditolak 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar